Tuesday, February 4, 2014

Tamasya ke Banten Lama


Selalu ada cerita dibalik sebuah foto...
foto ini diambil hari minggu kemarin tanggal 2 februari 2014
seperti yang dilihat, ibu dan a'il sedang naik kereta tamasya. ya..kami mau pergi tamasya bersama keluarga besar H.M Fadil dan warga kampung palasem, kita mau pergi tamasya ke Banten Lama. Sudah dapat ditebak, a'il senang tak terkira naik kereta tamasya ini. A'il duduk paling depan disamping pak supir, mirip lagu naik delman yaa..hehee..
Untuk menuju Banten Lama, dari rumah kita perlu 1 jam perjalanan naik kereta tamasya ini. Alhamdulillah cuaca hari itu tidak hujan dan tidak panas, angin sepoi-sepoi dari jendela kereta yang di design terbuka menambah sejuk perjalanan kali itu. Sepanjang perjalanan a'il excited banget liat mobil truk, mobil molen dan bus selama perjalanan menuju Banten Lama.





Dalam perjalanan menuju Banten Lama kami melewati tanah persawahan yang hijau membentang, elok dipandang membuat mata segar. Ternyata kalau mau cuci mata itu seharusnya ke tempat yang seperti ini, bukan mall yang menurut saya bikin mata malah tambah lelah.

Selain itu kami juga melewati vihara avalokita, yang merupakan klenteng tertua di Banten. Menurut informasi yang di dapat, vihara avalokita ini di bangun pada tahun 1952 untuk memenuhi keperluan masyarakat tionghoa di Banten pada masa itu. Vihara Avalokitesvara memiliki jadwal-jadwal peribadatan di mana pada hari tersebut klenteng ramai dikunjungi oleh para Umat Buddha dari seluruh penjuru Indonesia. Klenteng ini biasanya sangat ramai pada bulan dua, enam, dan sembilan setiap tanggal 19 pada penanggalan Cina atau yang biasa disebut sebagai Lunar Kalender. Pada bulan-bulan tersebut dirayakan Hari Ulang tahun Dewi Kwan Se Im Po Sat, Hari Mencapai Kesempurnaan Dewi Kwan Se Im po Sat dan memperingati meninggalnya Dewi Kwan Se Im Po Sat.
 Di ke tiga hari besar tersebut, klenteng tidak hanya ramai oleh umat Buddha yang beribadah tapi juga banyak pedagang  dari luar kota maupun warga sekitar yang mengais rejeki dari acara peribadatan tersebut. Tidak hanya itu saja, selain ke tiga tanggal terebut vihara ini juga biasa ramai dikunjungi saat perayaan Tahun Baru Cina dan Cap Go Meh. Pantas hari itu kelenteng tampak sepi, mungkin masyarakat tionghoa sudah kesana tahun baru imlek kemarin.

Menuju Banten Lama kami juga melewati Danau Tasikardi. Danau ini dibuat pada masa pemerintahan Panembahan Maulana Yusuf (bertahta 1570-1580 M), sultan Banten kedua dan merupakan tempat peristirahatan sultan dan keluarganya. Peranannya ganda, yaitu menampung air dari Sungai Cibanten demi pengairan sawah, dan memasok air ke keraton dan masyarakat sekitarnya. Air Danau Tasikardi dialirkan ke Keraton Surosowan melalui pipa yang terbuat dari tanah liat dan berdiameter 2,40 meter. Sebelum digunakan, air disaring dan diendapkan di tempat penyaringan khusus yang disebut pengindelan abang atau "penyaringan merah", pengindelan putih dan pengindelan emas.






Sebelum mencapai tujuan utama yaitu masjid Agung Banten, kita melewati Benteng Surosowan. Benteng ini berupa dinding pembatas setinggi 2 meter yang mengitari area keraton sekitar kurang lebih 3 hektar. Surosowan mirip sebuah nteng Belanda yang kokoh dengan bastion (sudut benteng yang berbentuk intan) di empat sudut bangunan. Bangunan dinding keraton tidak lagi utuh, hanya menyisakan runtuhan dinding dan pondasi kamar-kamar berdenah persegi empat yang jumlahnya puluhan. Keraton ini dibangun sekitar tahun 1522-1526 pada masa pemerintahan Sultan pertama Banten, Sultan Maulana Hasanudin dan konon juga melibatkan ahli bangunan asal Belanda, yaitu Hendrik Lucasz Cardeel, seorang arsitek berkebangsaan Belanda yang memeluk Islam yang bergelar Pangeran Wiraguna .
Keraton Surosowan ini memiliki tiga gerbang masuk, masing-masing terletak di sisi utara, timur, dan selatan. Namun, pintu selatan telah ditutup dengan tembok, tidak diketahui apa sebabnya. Pada bagian tengah keraton terdapat sebuah bangunan kolam berisi air berwarna hijau, yang dipenuhi oleh ganggang dan lumut. Di keraton ini juga banyak ruang di dalam keraton yang berhubungan dengan air atau mandi-mandi (petirtaan). Salah satu yang terkenal adalah bekas kolam taman, bernama Bale Kambang Rara Denok. Kolam Rara Denok berbentuk persegi empat dengan panjang 30 meter dan lebar 13 meter serta kedalaman kolam 4,5 meter. Ada dua sumber air di Surosowan yaitu sumur dan Danau Tasikardi yang terletak sekitar dua kilometer dari Surosowan.





Setelah 1 jam perjalanan sampailah kita ke tujuan, Banten Lama. Semula kita (ibu dan a'il) berencana melihat masjid agung banten dan menaranya yang tersohor itu, tapi karena pengunjungnya ramai dan padat sekali renacana itu kita urungkan. Jadinya kita main ke museum situs kepurbakalaan yang masih berada di komplek masjid agung banten. Awalnya saya enggan masuk ke museum ini dan hanya berniat main di lapangan bersama a'il, lagipula a'il juga sudah senang di rumput hijau lapangan museum. Ketidak tertarikan saya untuk masuk museum karena saya sudah pernah masuk sebelumnya di tahun lampau, dan penataan benda-benda di museum itu kurang menarik untuk dilihat.
Selain lapangan hijau yang luas, dihalaman museum kita juga bisa melihat beberapa situs kepurbakalaan Banten Lama seperti meriam amuk dan batu nisan cina.

 



Bosan bermain di halaman museum kita akhirnya memutuskan untuk masuk ke dalam museum,saya juga ingin memperkenalkan kepada suami dan a'il tentang budaya Banten Lama. Tiket masuk museum sangat murah, hanya RP. 1000,- saya berfikir harga itu cukup wajar mengingat terakhir saya kesini benda-benda peninggalan itu tidak terawat dan tidak indah dipandang.
Namun saya salah, ternyata museum sudah di renovasi. Display benda-benda museum pun baru, hingga menarik untuk dilihat. Gambar-gambar tentang penjelasan berbagai situs kepurbakalaan juga sangat menarik hingga tidak membosankan untuk di baca. Kita malah senang foto jeprat-jepret sana-sini karena display yang bagus dijadikan objek pemotretan. Selain itu museum kini juga sudah dipasang pendingin ruangan (AC) sehingga pengunjung betah untuk berlama-lama. A'il juga cukup senang kesana kemari melihat benda-benda seperti gamelan dan guci besar, dasar anak kecil disini a'il paling tertarik melihat lampu-lampu kecil yang ditaruh untuk menunjang benda-benda itu semakin terlihat bagus.


Sudah jauh datang ke Banten Lama sepertinya kurang lengkap untuk bercerita masjid yang satu ini. Masjid Agung Banten Masjid Agung Banten adalah salah satu masjid tertua di Indonesia yang penuh dengan nilai sejarah. Masjid ini dikenali dari bentuk menaranya yang sangat mirip dengan bentuk sebuah bangunan mercusuar. Salah satu kekhasan yang tampak dari masjid ini adalah atap bangunan utama yang bertumpuk lima, mirip pagoda cina yang juga merupakan karya arsitek Cina yang bernama Tjek Ban Tjut. Dua buah serambi yang dibangun kemudian menjadi pelengkap di sisi utara dan selatan bangunan utama.
Di masjid ini juga terdapat kompleks pemakaman sultan-sultan Banten serta keluarganya. Yaitu makam Sultan Maulana Hasanuddin dan istrinya, Sulatan Ageng Tirtayasa dan Sultan Abu Nasir Abdul Qohhar. Sementara di sisi utara serambi selatan terdapat makam Sultan Maulana Muhammad dan Sultan Zainul Abidin dan lainnya.
Masjid Agung Banten juga memiliki paviliun tambahan yang terletak di sisi selatan bangunan inti Masjid ini. Paviliun dua lantai ini dinamakan Tiyamah. Berbentuk persegi panjang dengan gaya arsitektur Belanda kuno, bangunan ini dirancang oleh seorang arsitek Belanda bernama Hendick Lucasz Cardeel. Biasanya, acara-acara seperti rapat dan kajian Islami dilakukan di sini. Sekarang bangunan ini digunakan sebagai tempat menyimpan barang-barang pusaka.

Setelah puas dan lelah bermain, kita memutuskan untuk pulang. Alahmdulillah banyak pelajaran yang kita dapat dalam perjalanan ini. Walaupun hari itu kita belum berkesempatan masuk ke dalam komplek masjid Agung Banten tapi kita cukup puas bisa jalan-jalan keliling Banten Lama naik kereta tamasya. A'il cukup puas bermain hari itu, di dalam kereta tamasya yang menuju rumah a'il pun tertidur lelap.

Sunday, February 2, 2014

Pengapuran plasenta pada kehamilan??

Sesuai janji saya pada artikel sebelumnya, saya mau sedikit sharing tentang pengapuran plasenta niiih..

Sebelumnya saya mau cerita waktu saya hamil a'il dulu yaa..
Saya menikah pada tanggal 19 November 2011, terakhir saya haid sebelum menikah itu tanggal 10 november 2011. Lewat sebulan saya menikah ternyata saya tak kunjung haid juga, setelah telat 3 minggu dari jadwal haid saya bersama suami mencoba test pack kehamilan dan Alhamdulillah hasilnya saya positif hamil.
Hamil saya ini gak seperti orang kebanyakan yang ditandai mual dan muntah-muntah (orang jawa bilang ngidam,orang inggris bilang morning sick), jadi ya gak ketauan kalau hamil..hehee..
Ini mungkin dari do'a ibu saya yang minta kalau saya hamil jangan dikasih "mabok" tapi dikasih "ngebo" alias doyan makan. Karena hamil saya yang tidak terlalu bermasalah jadi baru menginjak minggu kelima belas saya memeriksakan kandungan ke dokter.
Saya memeriksakan kandungan pertama kali ke dr. RM. Syafei . SpOG di RSIA Kurnia cilegon, alhamdulillah janin dalam kandungan saya berkembang sehat dan oleh dr. Syafei saya dijadwalkan untuk memeriksakan kandungan saya setiap bulan.

Hingga pada minggu ke-28 saya atas saran ibu saya memutuskan untuk pindah konsultasi ke bidan katherine di Rumah Bersalin Imanuel, pertimbangannya pada saat itu karena ibu saya pernah melahirkan adik saya dengan bidan katherin yang pada saat itu masih berdinas di RS. Krakatau Medika. Pertimbangan lainnya agar saya lebih nyaman dalam proses melahirkan karena ditangani oleh seorang wanita, di RSB Imanuel juga sudah ada dokter kandungan juga dan sudah ada fasilitas untuk operasi caesar apabila terjadi sesuatu pada proses melahirkan.

Pertama kali saya memeriksakan kehamilan di bidan katherin pada usia kehamilan 28 minggu, progres kehamilan saya masih baik. Kenaikan berat badan masih terkendali dan posisi janin pun sudah baik. Saya dijadwalkan untuk memeriksakan kembali kandungan saya 1 bulan lagi.

Pada minggu ke-31 saya kembali memeriksakan kandungan saya, progres serta posisi janin sudah baik sesuai perkembangan dan karena sudah diatas 30 minggu saya dijadwalkan untuk rutin 2 minggu sekali memeriksakan kandungan.

Pada minggu ke-33 sesuai jadwal saya memeriksakan kembali kandungan saya, dari foto USG bidan katherin mendiagnosa kandungan saya mengalami pengapuran plasenta grade I. Pada saat itu saya tidak percaya begitu saja, kemudian saya direkomendasikan untuk memeriksakan kandungan saya ke dr. Arif Rahman SpOG.


sebelum saya memeriksakan kembali kehamilan saya ke dokter kandungan, saya mencari tahu apa itu pengapuran plasenta karena saya dan keluarga benar-benar baru mendengar nama penyakit ini. Sebagai orang awam saya mencari tahu pengapuran plasenta dari mesin pencari google, dan inilah penjelasan yang saya dapat :

Pengapuran Plasenta = Deposit Kalsium

Apa itu pengapuran plasenta? Pengapuran pada plasenta merupakan tanda menuanya plasenta yang bisa dilihat saat pemeriksaan USG. Akan tampak seperti bintik putih yang tersebar dari dasar plasenta hingga permukaannya.


Pengapuran plasenta sebenarnya deposit kalsium, akibat pecahnya pembuluh darah kecil yang pecah sehingga terjadi penimbunan kalsium. Bila terjadi pada trimester ketiga usia kehamilan, pengapuran plasenta masih dianggap normal. Dapat berbahaya jika terjadi pengapuran pada awal kehamilan.

Deposit ini bisa menyebabkan jaringan plasenta yang ditempatinya menjadi jaringan ikat. Deposit ini juga bisa menyumbat pembuluh darah di plasenta. Bukan tidak mungkin, malfungsi plasenta ke janin  menjadi buruk. Pun asupan nutrisi dan oksigen yang semustinya diterima janin menjadi terhambat.


Derajat Kematangan Pengapuran


Pengapuran tersebut diklasifikasikan dengan derajat maturasi (kematangan) plasenta dan ini berkaitan dengan kondisi kesehatan ibu, janin, dan plasenta itu sendiri. Derajat maturasi ini tidak berkaitan dengan umur kehamilan. Pada kehamilan 41 minggu merupakan hal yang normal bila terdapat gambaran derajat maturasi III.

Jangan panik dulu, kalsifikasi plasenta sendiri secara USG dikategorikan menjadi 4 grade. Grade : 0 = tidak ditemukan kalsifikasi; 1 = terlihat sedikit gambaran kalsifikasi; 2 = ditemukan dengan mudah kalsifikasi setengah lingkaran dan grade 3 = banyak ditemukan kalsifikasi berbentuk lingkaran.

Jika terjadi kalsifikasi plasenta grade 3 pada trimester II, perlu mendapat perhatian. Biasanya untuk kasus seperti ini dilakukan pemantauan secara berkala terhadap pertumbuhan bayi untuk memastikan tidak adanya gangguan pertumbuhan.

Akibat Rokok dan Stres?

Moms yang memiliki kebiasaan merokok atau menjadi perokok pasif dapat memengaruhi timbulnya pengapuran plasenta. Pasalnya rokok mengandung nikotin dan dapat menyebabkan kerusakan dimana pembuluh darah akan menyempit. Akibatnya suplai oksigen ke janin menjadi terhambat. Perkembangan janin pun ikut terhambat.


Apalagi, bila Moms mengalami stres karena ada hormon stres (cortisol) yang keluar yang bisa  menyebabkan pembuluh darah menjadi kecil, menyempit, daya tahan tubuh (imunitas) juga menurun. Namun ini hanya kemungkinan, karena sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebabnya.

Dampak yang Terjadi

Bila aliran darah dan kondisi plasenta tidak berfungsi optimal sebagaimana mestinya tentu pertumbuhan janin jadi terhambat. Bila pertumbuhan janin terhambat di awal kehamilan, biasanya janin terlihat lebih kecil, jumlah sel juga tidak sebanyak jumlah sel pada bayi-bayi normal.

Perlu diketahui, proses pertumbuhan bayi ada dua fase, yakni fase pembentukan sel (hiperfasi),  kemudian fase pembesaran sel (hipertropi). Bila gangguan seperti pengapuran plasenta terjadi pada  awal kehamilan, tentu fase pembentukan sel menjadi terhambat.


Itulah penjelasan yang saya dapat, kemungkinan besar saya mengalami pengapuran plasenta karena saya menjadi perokok pasif di lingkungan kerja saya yang notabene 100% kaum prianya adalah perokok aktif. Kesal memang menjadi perokok pasif, tapi saya tak punya kuasa untuk menghentikan mereka merokok. Saya hanya bisa mengurangi masuknya asap rokok dengan memakai masker di lingkungan kantor.

Setelah saya sedikit tahu apa itu pengapuran plasenta, saya bersama suami memeriksakan kandungan saya ke dr. Arif Rahman. Menurut dr.Arif dari hasil USG memang terlihat ada pengapuran plasenta, beruntungnya kehamilan saya sudah di trismester III jadi pembentukan sel pada janin sudah terbentuk sempurna. Namun menurut beliau apabila pengapuran plasenta ini semakin parah, kemungkinan terburuk janin harus segera dilahirkan karena semakin banyak pengapuran pada plasenta janin tidak bisa mendapatkan asupan makanan dan tidak dapat asupan oksigen. Kemudian saya dijadwalkan untuk memeriksakan setiap minggunya, untuk mengetahui perkembangan pengapuran plasenta pada janin saya.


Pada minggu ke-36 saya kembali memeriksakan kandungan ke dr. Arif, pada saat itu pengapuran plasenta masih pada taraf aman. dr. Arif hanya memberi suplemen kehamilan saja, karena memang tidak ada obat yang dapat diberikan untuk meminimalisir pengapuran plasenta.

Pada minggu ke-37 saya memeriksakan kandungan, pengapuran plasenta pada kehamilan saya ternyata makin bertambah. Dokter memvonis apabila semakin buruk maka saya dijadwalkan untuk melahirkan pada minggu ke-38, kurang 3 minggu dari HPL. Mungkin karena ini kehamilan pertama saya jadi panik mendengar vonis tersebut, pada saat itu saya masih memiliki keinginan untuk lahir secara normal dalam arti tidak lewat caesar dan menunggu jabang bayi ingin keluar sendiri. Namun apa daya saya lebih takut akan terjadi hal yang buruk dengan bayi saya jadi saya ikut saran dokter, tapi sebelumnya saya menanyakan apa ada opsi lain yang memungkinkan saya dapat melahirkan secara normal. Dokter memberikan opsi saya untuk di induksi agar dapat melahirkan normal walaupun belum waktunya. Pada saat itu saya belum memutuskan apa-apa, saya ingin mendiskusikan masalah ini terlebih dahulu dengan keluarga saya sebelum memutuskannya.

Pada minggu ke-38 sesuai jadwal pemeriksaan, tanggal 26 juli 2012 saya kembali memeriksakan kandungan saya ke dr. Arif. Saya berdo'a hasil pemeriksaan hari itu agar baik-baik saja dan saya dapat melahirkan secara normal sesuai HPL (Hari Perkiraan Lahir, ketika usia kandungan 41 minggu) yaitu sekitar tanggal 17 Agustus 2012, namun saya juga sudah siap mental dengan kemungkinan bahwa saya harus melahirkan hari itu.

Pukul 10.00 pagi saya berangkat ke Rumah Bersalin Imanuel diantar suami dan mama menumpang mobil paman saya yang kebetulan searah dengan kantornya. Saya menunggu dr. Arif  kurang lebih 1 jam karena beliau masih praktek di Rumah Sakit Sari Asih, kebetulan pagi itu hanya saya yang menjadi pasiennya. Setelah diperiksa dengan alat USG, ternyata pengapuran plasenta yang saya alami semakin parah. Foto USG menunjukan bercak putih pengapuran sudah 50% memenuhi plasenta. Menghitung usia kehamilan saya yang sudah 38 minggu dan perkiraan berat janin yang sudah mencukupi untuk dilahirkan, dokter menyarankan saya untuk melahirkan hari itu juga. 

Opsi pertama untuk melahirkan dengan di induksi, semoga bayi dapat dilahirkan secara normal. Setelah berembuk dengan suami dan mama, kami memutuskan ikut saran dr. Arif. Hari itu masih dalam bulan ramadhan, saya masih menjalankan ibadah puasa. Jam 12 siang saya akhirnya berbuka puasa, setelah di induksi saya diberi makan oleh perawat agar saya punya tenaga untuk melahirkan nanti. Bersama suami yang selalu setia menemani, saya masuk ruang melahirkan untuk di induksi. Setelah di induksi,  bidan katherin selalu mengecek pembukaan dan mengontrol detak jantung bayi saya. Hingga 6 jam setelah di induksi, tanda-tanda melahirkan seperti mulas tidak kunjung datang. Pembukaan saya juga tidak naik-naik, hanya sampai pembukaan 1 saja. Saya mulai cemas, detak jantung bayi saya juga semakin tidak stabil. Ba'da maghrib setelah suami saya berbuka puasa dr. Arief meminta suami untuk berbicara empat mata, tentu saja saya semakin cemas takut terjadi sesuatu dengan kandungan saya. Sekembalinya berbicara dengan dr. Arif, suami memberitahukan saya bahwa dokter memberikan opsi agar saya melakukan operasi caesar, karena bayi dalam kandungan saya sudah kekurangan oksigen dan apabila tidak segera dikeluarkan khawatir akan kehabisan oksigen. Naluri seorang ibu mengharuskan saya memutuskan untuk melakukan operasi caesar agar bayi saya dapat lahir dengan selamat. Kemudian saya di jadwalkan untuk operasi caesar pukul 20.30 karena saya harus puasa terlebih dahulu sebelum melakukan operasi, saya ingat malam itu suasana ramai dengan petasan anak-anak sehabis pulang tarawih. Pukul 20.45 saya masuk ruang operasi, tiada hentinya saya berdo'a agar saya dan bayi saya selamat dan sehat. Pukul 21.05 karena hanya dibius lokal, untuk pertama kalinya saya mendengar tangis anak saya. Dokter anestesi bilang, bayinya laki-laki. Tidak terasa air mata saya menetes, bahagia sekali rasanya.



Kemudian bayi laki-laki itu kami beri nama Mikail Rafisqy Haryanto, lahir dengan berat badan 3,25 Kg dan panjang 50cm. Alhamdulillah bayi kami lahir sempurna tanpa kurang suatu apapun.
 


Itulah sedikit cerita tentang kehamilan dan kelahiran anak saya a'il, semoga cerita saya ini bisa bermanfaat dan dijadikan bahan pelajaran untuk yang membaca dan tentunya untuk saya juga apabila hamil lagi..heheee..

Oh ya, ada sedikit tips kehamilan untuk para bumil, tentu saja ini sepengalaman saya yaa..semoga bermanfaat.. ;)

Tip Sehat ala BuMil

Pengapuran plasenta memang tak bisa diduga datangnya. Yang bisa Moms lakukan adalah menjaga kondisi kehamilan sebaik mungkin, antara lain:
1. Hindari makanan yang mengandung bahan pengawet atau penyedap rasa.
2. Makanlah makanan yang sehat seperti sup, sayur bayam atau masakan lainnya yang terbuat dari bahan-bahan pilihan. Pun saat mengonsumsi buah-buahan atau daging atau ikan, pilihlah yang masih segar. Makanan yang sehat tak harus mahal loh!
3. Lakukan olahraga meski tidak setiap hari. Bila perlu ikutilah program senam hamil.
4. Hindari rokok.
5. Hindari stres selama hamil.
6. Istirahat yang cukup.
7. Tak kalah pentingnya, rajin-rajinlah berkunjung ke dokter Anda selama hamil guna memantau ada gangguan atau kelainan selama hamil.