Sunday, February 2, 2014

Pengapuran plasenta pada kehamilan??

Sesuai janji saya pada artikel sebelumnya, saya mau sedikit sharing tentang pengapuran plasenta niiih..

Sebelumnya saya mau cerita waktu saya hamil a'il dulu yaa..
Saya menikah pada tanggal 19 November 2011, terakhir saya haid sebelum menikah itu tanggal 10 november 2011. Lewat sebulan saya menikah ternyata saya tak kunjung haid juga, setelah telat 3 minggu dari jadwal haid saya bersama suami mencoba test pack kehamilan dan Alhamdulillah hasilnya saya positif hamil.
Hamil saya ini gak seperti orang kebanyakan yang ditandai mual dan muntah-muntah (orang jawa bilang ngidam,orang inggris bilang morning sick), jadi ya gak ketauan kalau hamil..hehee..
Ini mungkin dari do'a ibu saya yang minta kalau saya hamil jangan dikasih "mabok" tapi dikasih "ngebo" alias doyan makan. Karena hamil saya yang tidak terlalu bermasalah jadi baru menginjak minggu kelima belas saya memeriksakan kandungan ke dokter.
Saya memeriksakan kandungan pertama kali ke dr. RM. Syafei . SpOG di RSIA Kurnia cilegon, alhamdulillah janin dalam kandungan saya berkembang sehat dan oleh dr. Syafei saya dijadwalkan untuk memeriksakan kandungan saya setiap bulan.

Hingga pada minggu ke-28 saya atas saran ibu saya memutuskan untuk pindah konsultasi ke bidan katherine di Rumah Bersalin Imanuel, pertimbangannya pada saat itu karena ibu saya pernah melahirkan adik saya dengan bidan katherin yang pada saat itu masih berdinas di RS. Krakatau Medika. Pertimbangan lainnya agar saya lebih nyaman dalam proses melahirkan karena ditangani oleh seorang wanita, di RSB Imanuel juga sudah ada dokter kandungan juga dan sudah ada fasilitas untuk operasi caesar apabila terjadi sesuatu pada proses melahirkan.

Pertama kali saya memeriksakan kehamilan di bidan katherin pada usia kehamilan 28 minggu, progres kehamilan saya masih baik. Kenaikan berat badan masih terkendali dan posisi janin pun sudah baik. Saya dijadwalkan untuk memeriksakan kembali kandungan saya 1 bulan lagi.

Pada minggu ke-31 saya kembali memeriksakan kandungan saya, progres serta posisi janin sudah baik sesuai perkembangan dan karena sudah diatas 30 minggu saya dijadwalkan untuk rutin 2 minggu sekali memeriksakan kandungan.

Pada minggu ke-33 sesuai jadwal saya memeriksakan kembali kandungan saya, dari foto USG bidan katherin mendiagnosa kandungan saya mengalami pengapuran plasenta grade I. Pada saat itu saya tidak percaya begitu saja, kemudian saya direkomendasikan untuk memeriksakan kandungan saya ke dr. Arif Rahman SpOG.


sebelum saya memeriksakan kembali kehamilan saya ke dokter kandungan, saya mencari tahu apa itu pengapuran plasenta karena saya dan keluarga benar-benar baru mendengar nama penyakit ini. Sebagai orang awam saya mencari tahu pengapuran plasenta dari mesin pencari google, dan inilah penjelasan yang saya dapat :

Pengapuran Plasenta = Deposit Kalsium

Apa itu pengapuran plasenta? Pengapuran pada plasenta merupakan tanda menuanya plasenta yang bisa dilihat saat pemeriksaan USG. Akan tampak seperti bintik putih yang tersebar dari dasar plasenta hingga permukaannya.


Pengapuran plasenta sebenarnya deposit kalsium, akibat pecahnya pembuluh darah kecil yang pecah sehingga terjadi penimbunan kalsium. Bila terjadi pada trimester ketiga usia kehamilan, pengapuran plasenta masih dianggap normal. Dapat berbahaya jika terjadi pengapuran pada awal kehamilan.

Deposit ini bisa menyebabkan jaringan plasenta yang ditempatinya menjadi jaringan ikat. Deposit ini juga bisa menyumbat pembuluh darah di plasenta. Bukan tidak mungkin, malfungsi plasenta ke janin  menjadi buruk. Pun asupan nutrisi dan oksigen yang semustinya diterima janin menjadi terhambat.


Derajat Kematangan Pengapuran


Pengapuran tersebut diklasifikasikan dengan derajat maturasi (kematangan) plasenta dan ini berkaitan dengan kondisi kesehatan ibu, janin, dan plasenta itu sendiri. Derajat maturasi ini tidak berkaitan dengan umur kehamilan. Pada kehamilan 41 minggu merupakan hal yang normal bila terdapat gambaran derajat maturasi III.

Jangan panik dulu, kalsifikasi plasenta sendiri secara USG dikategorikan menjadi 4 grade. Grade : 0 = tidak ditemukan kalsifikasi; 1 = terlihat sedikit gambaran kalsifikasi; 2 = ditemukan dengan mudah kalsifikasi setengah lingkaran dan grade 3 = banyak ditemukan kalsifikasi berbentuk lingkaran.

Jika terjadi kalsifikasi plasenta grade 3 pada trimester II, perlu mendapat perhatian. Biasanya untuk kasus seperti ini dilakukan pemantauan secara berkala terhadap pertumbuhan bayi untuk memastikan tidak adanya gangguan pertumbuhan.

Akibat Rokok dan Stres?

Moms yang memiliki kebiasaan merokok atau menjadi perokok pasif dapat memengaruhi timbulnya pengapuran plasenta. Pasalnya rokok mengandung nikotin dan dapat menyebabkan kerusakan dimana pembuluh darah akan menyempit. Akibatnya suplai oksigen ke janin menjadi terhambat. Perkembangan janin pun ikut terhambat.


Apalagi, bila Moms mengalami stres karena ada hormon stres (cortisol) yang keluar yang bisa  menyebabkan pembuluh darah menjadi kecil, menyempit, daya tahan tubuh (imunitas) juga menurun. Namun ini hanya kemungkinan, karena sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebabnya.

Dampak yang Terjadi

Bila aliran darah dan kondisi plasenta tidak berfungsi optimal sebagaimana mestinya tentu pertumbuhan janin jadi terhambat. Bila pertumbuhan janin terhambat di awal kehamilan, biasanya janin terlihat lebih kecil, jumlah sel juga tidak sebanyak jumlah sel pada bayi-bayi normal.

Perlu diketahui, proses pertumbuhan bayi ada dua fase, yakni fase pembentukan sel (hiperfasi),  kemudian fase pembesaran sel (hipertropi). Bila gangguan seperti pengapuran plasenta terjadi pada  awal kehamilan, tentu fase pembentukan sel menjadi terhambat.


Itulah penjelasan yang saya dapat, kemungkinan besar saya mengalami pengapuran plasenta karena saya menjadi perokok pasif di lingkungan kerja saya yang notabene 100% kaum prianya adalah perokok aktif. Kesal memang menjadi perokok pasif, tapi saya tak punya kuasa untuk menghentikan mereka merokok. Saya hanya bisa mengurangi masuknya asap rokok dengan memakai masker di lingkungan kantor.

Setelah saya sedikit tahu apa itu pengapuran plasenta, saya bersama suami memeriksakan kandungan saya ke dr. Arif Rahman. Menurut dr.Arif dari hasil USG memang terlihat ada pengapuran plasenta, beruntungnya kehamilan saya sudah di trismester III jadi pembentukan sel pada janin sudah terbentuk sempurna. Namun menurut beliau apabila pengapuran plasenta ini semakin parah, kemungkinan terburuk janin harus segera dilahirkan karena semakin banyak pengapuran pada plasenta janin tidak bisa mendapatkan asupan makanan dan tidak dapat asupan oksigen. Kemudian saya dijadwalkan untuk memeriksakan setiap minggunya, untuk mengetahui perkembangan pengapuran plasenta pada janin saya.


Pada minggu ke-36 saya kembali memeriksakan kandungan ke dr. Arif, pada saat itu pengapuran plasenta masih pada taraf aman. dr. Arif hanya memberi suplemen kehamilan saja, karena memang tidak ada obat yang dapat diberikan untuk meminimalisir pengapuran plasenta.

Pada minggu ke-37 saya memeriksakan kandungan, pengapuran plasenta pada kehamilan saya ternyata makin bertambah. Dokter memvonis apabila semakin buruk maka saya dijadwalkan untuk melahirkan pada minggu ke-38, kurang 3 minggu dari HPL. Mungkin karena ini kehamilan pertama saya jadi panik mendengar vonis tersebut, pada saat itu saya masih memiliki keinginan untuk lahir secara normal dalam arti tidak lewat caesar dan menunggu jabang bayi ingin keluar sendiri. Namun apa daya saya lebih takut akan terjadi hal yang buruk dengan bayi saya jadi saya ikut saran dokter, tapi sebelumnya saya menanyakan apa ada opsi lain yang memungkinkan saya dapat melahirkan secara normal. Dokter memberikan opsi saya untuk di induksi agar dapat melahirkan normal walaupun belum waktunya. Pada saat itu saya belum memutuskan apa-apa, saya ingin mendiskusikan masalah ini terlebih dahulu dengan keluarga saya sebelum memutuskannya.

Pada minggu ke-38 sesuai jadwal pemeriksaan, tanggal 26 juli 2012 saya kembali memeriksakan kandungan saya ke dr. Arif. Saya berdo'a hasil pemeriksaan hari itu agar baik-baik saja dan saya dapat melahirkan secara normal sesuai HPL (Hari Perkiraan Lahir, ketika usia kandungan 41 minggu) yaitu sekitar tanggal 17 Agustus 2012, namun saya juga sudah siap mental dengan kemungkinan bahwa saya harus melahirkan hari itu.

Pukul 10.00 pagi saya berangkat ke Rumah Bersalin Imanuel diantar suami dan mama menumpang mobil paman saya yang kebetulan searah dengan kantornya. Saya menunggu dr. Arif  kurang lebih 1 jam karena beliau masih praktek di Rumah Sakit Sari Asih, kebetulan pagi itu hanya saya yang menjadi pasiennya. Setelah diperiksa dengan alat USG, ternyata pengapuran plasenta yang saya alami semakin parah. Foto USG menunjukan bercak putih pengapuran sudah 50% memenuhi plasenta. Menghitung usia kehamilan saya yang sudah 38 minggu dan perkiraan berat janin yang sudah mencukupi untuk dilahirkan, dokter menyarankan saya untuk melahirkan hari itu juga. 

Opsi pertama untuk melahirkan dengan di induksi, semoga bayi dapat dilahirkan secara normal. Setelah berembuk dengan suami dan mama, kami memutuskan ikut saran dr. Arif. Hari itu masih dalam bulan ramadhan, saya masih menjalankan ibadah puasa. Jam 12 siang saya akhirnya berbuka puasa, setelah di induksi saya diberi makan oleh perawat agar saya punya tenaga untuk melahirkan nanti. Bersama suami yang selalu setia menemani, saya masuk ruang melahirkan untuk di induksi. Setelah di induksi,  bidan katherin selalu mengecek pembukaan dan mengontrol detak jantung bayi saya. Hingga 6 jam setelah di induksi, tanda-tanda melahirkan seperti mulas tidak kunjung datang. Pembukaan saya juga tidak naik-naik, hanya sampai pembukaan 1 saja. Saya mulai cemas, detak jantung bayi saya juga semakin tidak stabil. Ba'da maghrib setelah suami saya berbuka puasa dr. Arief meminta suami untuk berbicara empat mata, tentu saja saya semakin cemas takut terjadi sesuatu dengan kandungan saya. Sekembalinya berbicara dengan dr. Arif, suami memberitahukan saya bahwa dokter memberikan opsi agar saya melakukan operasi caesar, karena bayi dalam kandungan saya sudah kekurangan oksigen dan apabila tidak segera dikeluarkan khawatir akan kehabisan oksigen. Naluri seorang ibu mengharuskan saya memutuskan untuk melakukan operasi caesar agar bayi saya dapat lahir dengan selamat. Kemudian saya di jadwalkan untuk operasi caesar pukul 20.30 karena saya harus puasa terlebih dahulu sebelum melakukan operasi, saya ingat malam itu suasana ramai dengan petasan anak-anak sehabis pulang tarawih. Pukul 20.45 saya masuk ruang operasi, tiada hentinya saya berdo'a agar saya dan bayi saya selamat dan sehat. Pukul 21.05 karena hanya dibius lokal, untuk pertama kalinya saya mendengar tangis anak saya. Dokter anestesi bilang, bayinya laki-laki. Tidak terasa air mata saya menetes, bahagia sekali rasanya.



Kemudian bayi laki-laki itu kami beri nama Mikail Rafisqy Haryanto, lahir dengan berat badan 3,25 Kg dan panjang 50cm. Alhamdulillah bayi kami lahir sempurna tanpa kurang suatu apapun.
 


Itulah sedikit cerita tentang kehamilan dan kelahiran anak saya a'il, semoga cerita saya ini bisa bermanfaat dan dijadikan bahan pelajaran untuk yang membaca dan tentunya untuk saya juga apabila hamil lagi..heheee..

Oh ya, ada sedikit tips kehamilan untuk para bumil, tentu saja ini sepengalaman saya yaa..semoga bermanfaat.. ;)

Tip Sehat ala BuMil

Pengapuran plasenta memang tak bisa diduga datangnya. Yang bisa Moms lakukan adalah menjaga kondisi kehamilan sebaik mungkin, antara lain:
1. Hindari makanan yang mengandung bahan pengawet atau penyedap rasa.
2. Makanlah makanan yang sehat seperti sup, sayur bayam atau masakan lainnya yang terbuat dari bahan-bahan pilihan. Pun saat mengonsumsi buah-buahan atau daging atau ikan, pilihlah yang masih segar. Makanan yang sehat tak harus mahal loh!
3. Lakukan olahraga meski tidak setiap hari. Bila perlu ikutilah program senam hamil.
4. Hindari rokok.
5. Hindari stres selama hamil.
6. Istirahat yang cukup.
7. Tak kalah pentingnya, rajin-rajinlah berkunjung ke dokter Anda selama hamil guna memantau ada gangguan atau kelainan selama hamil.

12 comments:

  1. Thanks tips nya mom, berharga banget ^^

    ReplyDelete
  2. Artikelnya sangat bagus sekali. Nice info.

    ReplyDelete
  3. Jadi terharu bacanya,krn skrg saya jga sdang mngandung,terima kasih banyak moms infonya
    Sehat selalu untuk kita semua

    ReplyDelete
  4. Info yg bermanfaat mba...Saya juga baru melahirkan anak ke 2 seminggu yg lalu....Usia kandungan wkt itu bru masuk 36m...Saya juga di vonis dok terjadi pengapuran plasenta...
    Di suruh badtress biar bisa dipantau denyut jantung bayinya...2hri di rs...Hri ketiga diperbolehkan pulaNg..Tpi hati saya blng klo bsk saja bru plng dok..Biar semalam saya disini dulu...Krn bru hbs transfusi darah krn hbnya juga rendah...Malamnya saya gelisah...setiap 15mnt saya minta kn suami untuk smpaikan ke bidan agar denyut bayinya diperiksa...Denyutnya ga beraturan 170 kdng 171...Saya kuatir krn kta dok klo terll tinggi hrus di ambil tindakan..Tpi setiap x periksa hny di mintakan tarik nafas dan buang Nfas.. Saya mintakan suami untuk coba hub dok siapa tau ada solusi lain..untung suami say hub dok yg menangani saya dan dok langsung mengambil tindakan untuk segera di operasi krn takut bayinya kekurangan oxigen...
    dimasa kehamilan yg harus kita hindari asap rokok dan stress...itu pengalaman yg saya hadapi...Thankx mba...Tulisannya sangat bermanfat

    ReplyDelete
  5. terima kasih semua atas feed back positifnya..😊🙏🏻
    tulisan artikel perkembangan lainnya sudah saya pindah ke blog baru di ourchildmilestone.wordpress.com
    silahkan untuk mengaksesnya, dan semoga bermanfaat.

    ReplyDelete
  6. Bun trims share info nya yaa..
    Sgt memberi ilmu baru buat saya.
    Kbetulan saya mengalami hal yg sama dg bunda. Tp sy dgn vonis yg berbeda.
    Skrg UK saya 38 mgg. Dan dokter blg klo baby nya blm masuk PAP, dgn alasan panggul saya gak muat. Dan jg presentasi wajah.
    3 hari kedepan sy d jdwalkan SC. Dgn TBJ 3500gr. Dan jg plasenta sdh kelihatan ada pengapuran. Saya bener2 galau..huhuhu..
    Saya pgn bs lahiran normal, tp jg gk mw knp2 sm baby nya.

    ReplyDelete
  7. 8bln yg lalu sy mengalaminya...awalnya sy memaksa utk tetap normal...tp krn jantung si adik mulai tdk stabil..sy tdk blh egois..krn wkt hamil kakaknya sy melahirkan secara normal mulai kontraksi sampe lahir cm 2jam..jd sewaktu sy dipaksa utk melahirkan secara caesar sy hrs siapkan mental dan tdk boleh egois...mungkin klo sy tetap egois...sy tdk bs melihat putri sy yg sy lahirkan...buat sy apapun proses nya kita tetap mjd seorang ibu yg luar biasa bertaruh nyawa utk buah hatinya...

    ReplyDelete
  8. Terima kasih infonya
    Sangat bermanfaat..

    ReplyDelete
  9. Terima kasih infonya
    Sangat bermanfaat..

    ReplyDelete
  10. itu yg sdg saya alami sekarang ,, pengapuran di usia 35w

    ReplyDelete